Arya Sandhiyudha: Bali Museum Hidup Harmoni Antar Umat Beragama dan Kelompok Budaya

(Baliekbis.com), Sehari setelah menjadi narasumber diskusi publik “Bersatu Melawan Terorisme” yang diadakan Forum Bela Negara (FBN), Pengamat Politik dan Intelijen Internasional Arya Sandhiyudha lantas berkunjung ke Penglingsir Puri Negara Jembrana Anak Agung Gde Agung Bagus Sutedja.

“Saya memang rutin berkunjung ke beliau untuk silaturahim karena masih menjadi bagian dari keluarga besar, selain itu juga sekalian belajar sejarah termasuk menemukan ragam bukti bahwa Bali sejak dulu museum hidup harmoni antar umat agama dan kelompok budaya.” tutur Arya, Sabtu (26/5) di Denpasar. “Ada beberapa hal yang kami diskusikan terkait kisah sejarah Jembrana yang disampaikan oleh Gung Aji Raja (Anak Agung Gde Agung Bagus Sutedja -red),” jelasnya.

Pertama, kisah mengenai Pura-pura, misalnya Pura Gede Jembrana yang konon dibangun pertama oleh Raja Jembrana yg berasal dari Puri Mengwi. Pura ini dulu dimiliki pribadi, kini jadi cagar budaya. Adalagi yang umum Pura Jagatnatha dan Pura Jati yang memiliki keterikatan nilai sejarah se Bali.

Kedua, kisah sejarah beberapa komunitas Muslim tua, selain Loloan, juga Air Kuning yang punya sejarah panjang dalam perjuangan. Pada masa perjuangan kemerdekaan, desa Air Kuning ini dijadikan tempat singgah Pasukan Sunda Kecil yang dipimpin Kol (Anumerta) I Gusti Ngurah Rai.

Arya Sandhiyudha memiliki hubungan kekerabatan dengan Puri Negara Jembrana, yakni ada salah satu keluarganya yang menikah dengan keluarga besar Puri Negara, Jembrana. Maka tak heran, Arya sangat dekat dengan Penglingsir Puri Negara, Anak Agung Gde Agung Bagus Sutedja yang juga merupakan putra mantan Gubernur Bali Anak Agung Bagus Sutedja.

“Beliau berharap Bali sebagai ikon pariwisata Indonesia dapat terjaga dari gangguan keamanan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dan tetap damai dalam keberagamannya,” pungkas Arya.

Selain pakar politik internasional, Arya memang kerap menulis lepas serial kebangsaan tentang sejarah harmoni antar agama di Indonesia, termasuk di Bali, baik melalui situsnya juga dikirim ke ragam media online yang hingga kini telah masuk serial ke-15.(ary)