Artanegara: Bikin Orangtua Cemas

(Baliekbis.com), Belajar 8 jam yang rencananya diberlakukan tahun ajaran baru nanti masih menimbulkan pro-kontra terutama bagi siswa yang tinggal di desa dan rumahnya jauh dari sekolah. Bahkan orangtua akan tambah cemas karena anaknya pulang malam hari. “Keselamatan anak jadi semakin tidak terjamin nantinya,”ujar Ketua Yayasan IKIP PGRI Bali Drs. I Gusti Bagus Artanegara,S.H.,M.Hum. yang juga pengamat pendidikan, Rabu (14/6/2017) menanggapi akan diberlakukannya kebijakan belajar 8 jam tersebut.

Artanegara melihat pihak sekolah sendiri juga belum serius. Ini terlihat masih ada sekolah yang double shift yakni belajar pagi dan sore. ”Selain itu, daya tampung sekolah juga masih terbatas terutama sekolah di perkotaan. Jika dipaksakan belajar 8 jam, maka dampaknya belajar siswa akan terhambat,” katanya. Selain itu belajar 8 jam juga akan berdampak pada keterbatasan waktu siswa bersama keluarga yang dipastikan akan berkurang. Karena siswa yang biasa pulang siang biasanya kerap membantu kegiatan orangtuanya. Menurut Artanegara penerapan jam belajar yang cukup lama itu akan berpengaruh bagi siswa yang biasa ikut membantu orangtuanya “Ini yang harus dikaji lagi oleh pemerintah demi kemajuan dunia pendidikan dan generasi muda kita ke depannya,”jelasnya. Belum lagi di sela-sela belajar 8 jam dalam 5 hari sekolah (Senin-Jumat) juga biasanya diselingi dengan libur nasional. Pastinya waktu efektif belajar siswa akan berkurang. “Jadi rencana itu jangan dipaksakan kalau belum betul-betul siap dalam artian ada kajian yang komprehensif sehingga hasilnya bisa bermanfaat bagi dunia pendidikan khususnya kemajuan siswa,” tambahnya. (sus)