Apresiasi Usulan Pengurus KONI Bali, Pastika Minta Dibuatkan Blue Print Pengembangan Sport Tourism

(Baliekbis.com), Gubernur Bali I Made Mangku Pastika mengapresiasi dan merespon positif masukan pengurus KONI Bali bidang hubungan luar negeri dan sport tourism I Dewa Putu Susila mengenai Bali perlu blue print atau road map pengembangan sport tourism.  Bahkan secara khusus Pastika meminta KONI Bali menjadi inisiator bersama instansi dan stakeholder terkait untuk merancang blue print tersebut.

“Silakan bantu bikin. Yang ahli kan mereka (KONI  Bali-red). Yang tahu persis peta di lapangan mereka. Tolong buatkan,  nanti kita akomodir,” kata Pastika usai sidang paripurna di DPRD Bali,  Senin (30/4/2018).

Pastika menambahkan, blue print dan rencana pengembangan sport tourism nantinya akan menyesuaikan dengan berbagai potensi yang ada, permintaan pasar,  ketersediaan anggaran, fasilitas olahraga,  destinasi wisata dan lain-lain.  Yang penting diperhatikan pula adalah aspek komersial dari event sport tourism yang diadakan.

“Misalnya kita tidak mungkin jago rugby. Tidak umum di Bali. Tapi apakah perlu lapangan rugby dalam rangka sport tourism?  Ya perlu. Orang Australia juga pengen main rugby di Bali. Dan itu sewanya mahal.  Jadi kalau mau sport tourism aspek komersial diperhatikan agar bisa menghasilkan duit. Kalau tidak mendatangkan duit percuma,” papar Pastika.

Lebih lanjut dikatakan Gubernur Bali dua periode ini,  masukan pengurus KONI Bali soal blue print atau road map sport tourism ini juga bisa diakomodir dalam Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) Keolahragaan yang saat ini sedang dibahas DPRD Bali bersama Pemprov Bali. Sebab dalam salah satu pasal Ranperda ini juga mengatur soal industri olahraga yang mana sport tourism termasuk di dalamnya.

“Blue print silakan buat. Sekarang kan kita sedang buat Perda (Keolahragaan). Kasi masukan kepada saya. Karena begitu masuk Perda ada anggaran. Jadi mari kita hitung. Tolong mereka (KONI Bali-red)  buat (blue print-red),  bantu kita. Saya sangat siap menerima masukan,” pinta Pastika.

Mantan Kapolda Bali ini menekankan memang harus ada diversifikasi dalam pengembangan pariwisata Bali namun tetap juga memperhatikan aspek budaya. “Kita tidak mau ada sex tourism,  gambling tourism tapi kalau sport tourism, education tourism, health tourism perlu.  Itu yang harus dikembangkan selain wisata alam dan sebab bisa hasilkan duit,” tandas Pastika.

Sebelumnya pemerhati sport tourism yang juga pengurus KONI Bali bidang hubungan luar negeri dan sport tourism I Dewa Putu Susila mendorong pemerintah harus mempunyai blue print (cetak biru) atau peta jalan (road map) untuk pengembangan sport tourism di Bali. Jangan sampai terkesan sport tourism berkembang tanpa arah yang strategis dan berkelanjutan.

“Kami mendorong pemerintah duduk bersama dengan semua stakeholder merancang blue print atau road map pengembangan sport tourism di Bali. Sebab, potensinya dan nilai pasar industri ini sangat besar,” kata Dewa Susila di Denpasar, Minggu (29/4/2018).

Sebagai bagian dari penyusunan blue print atau road map ini, kata Dewa Susila, harus dipetakan potensi-potensi sport tourism di Bali baik menyangkut yang sudah berjalan atau yang akan menjadi trend di masa depan. Analisis stratejik juga harus dilakukan dari aspek industri sport tourism baik menyangkut portofolio segmen pasar, portofolio produk event olahraga dan destinasi wisata, pelaku bisnis dan stakeholder terkait, nilai pasar industri sport tourism dan kontribusinya bagi pendapatan daerah atau negara, dan sebagainya. (wbp)