Antrabez Launching Album Kedua “No Limit”

(Baliekbis.com), “Difficulties break some men but make others. No axe is sharp enough to cut the soul of a sinner who keeps on trying, one armed with the hope that he will rise even in the end.” – Nelson Mandela. Memang benar yang dikatakan Mandela, kesulitan terkadang membuat orang patah arang, namun bisa membuat bangkit yang lainnya. Ibarat kapak, tidak ada kapak yang cukup tajam sanggup memotong jiwa seorang pendosa yang terus berusaha, di mana satu tangannya berpegang pada harapan; akan bangkit pada akhirnya. Kita melihat kutipan itu nyata sekarang, setidaknya dari Antrabez. Band pelopor yang para personilnya masih berstatus napi di Lapas Kerobokan, selalu ingin menyatakan bahwa mereka mempunyai harapan itu: bangkit dari keterbatasannya. Dan harapan ini kian nyata, dengan munculnya album kedua dari Antrabez yang bertajuk “No Limit”.

Melalui album kedua ini, Antrabez ingin menunjukkan taring-kreatifnya pada dunia sekitarnya. “Kami harapkan album ini dapat menjadi motivasi sekaligus bukti bahwa kami tetap mampu berkreasi dan berkarya meskipun dibatasi oleh terali besi, sebab kreativitas adalah hal yang tanpa batas,“ ujar Febri sang vokalis Antrabez. Band yang terdiri dari Febri (vocal), Octav (guitar), Riva (melody guitar), Ronald (keyboard), Daus (drum) membuktikan langkah dan keinginan mereka untuk terus menebar jala kreatif di balik tembok jeruji besi. “Melihat potensi yang mereka (baca: Antrabez) miliki, dan keinginan membuat kami segenap jajaran Lapas Kerobokan Bali memberikan dukungan penuh untuk mereka dalam mewujudkan mimpi mereka melalu langkah kreatif ini, dan hal ini pun bisa ditiru oleh semua potensi-potensi yang ada di dalam Lapas Kerobokan ini,” ujar Tony Nainggolan selaku Kalapas Kerobokan. Di dalam album ini terangkum 10 lagu, 2 lagu berbahasa Indonesia, dan 8 lagu dalam Bahasa Inggris. Semua lagu diciptakan oleh Octav Sicilia, kecuali lagu Wild Roses yang diciptakan oleh Febri dan Octav, di mana semua lagu ini lahir di dalam penjara.

“Membutuhkan waktu sekitar tiga bulan untuk menyelesaikan album ini, dengan segala keterbatasan yang mereka miliki dari segi waktu. Saya mencoba untuk terus memfasilitasi Antrabez dalam berkarya. Antida Studio terbuka lebar untuk merekam lagu-lagu Antrabez, dan juga memproduksinya. Ada tiga tahapan yang harus dilalui untuk menjadikan album ini, mulai dari recording, mixing yang kesemuanya itu dilakukan di Antida Record oleh Racka sebagai sound engineer handal yang saya tunjuk. Ketika kedua hal tersebut selesai, saya membawa album ini untuk mastering di Jakarta. Mastering ini dilakukan oleh kawan baik saya, Simon Cotsworth, yang memang sudah terbiasa melakukan mastering untuk album-album luar, Album Santana, salah satu garapannya. Ini penting, untuk memastikan kualitas album No Limit ini sesuai dengan standard album dunia, karena dunia memang layak menerima album ini,” ujar Anom Darsana, produser Antrabez sekaligus pemilik Antida Music Productions.

Yang tidak kalah menarik dari album ini adalah single handalan Antrabez yang berjudul “Indonesia”. Begitu menyentuhnya lirik dan lagu ini sehingga membuat beberapa musisi kenamaan turut ambil bagian dalam lagu ini. Adalah JRX SID, Bobby Cool SID, Robi Navicula, Marshello The Hydrant, Made Bawa Lolot, Ian Zat Kimia, Igor Saykoji, Ayu Laksmi, Sandrayati Fay, Sandrina Malakiano. Memang, Lagu Indnesia ini memiliki esensi menyemburkan api semangat persatuan dan kesatuan dengan keberangaman yang kita miliki. Inilah juga yang mengetuk hati sutradara ternama Indonesia, Erick EST untuk menggarap video klip dari lagu Indonesia ini. Terdapat juga beberapa featuring pada lagu yang lain, misalnya pada lagu yang berjudul Wild Roses feat Donald Saxophone, Secret of Life feat Ian Zat Kimia. Setelah launching album ini, beberapa rencana juga akan dimatangkan untuk mengenalkan Antrabez ke masyarakat yang lebih luas. (ita)