Antisipasi Menurunnya Budidaya Rumput Laut, Made Satria: Kawasan Pesisir Harus Ditata dengan Baik

(Baliekbis.com), Menurunnya budidaya rumput laut akibat beralihnya profesi sebagian petani ke sektor pariwisata mesti diantisipasi dengan baik. Sehingga kawasan pesisir tetap lestari dan menghasilkan bagi warga.

“Kalau memang rumput laut sudah tidak bisa dibudidayakan lagi khususnya di wilayah pesisir dari Desa Batununggul ke Barat sampai Desa Toya Pakeh, maka Pamkab Klungkung mesti mulai segera menata wilayah pesisir ini dengan sebaik-baiknya,” kata ujar tokoh masyarakat Nusa Penida I Made Satria S.H., yang juga caleg DPRD Klungkung dapil Nusa Penida nomor urut 1 dari PDI Perjuangan, Rabu (30/1). 

Pemerintah Kabupaten Klungkung tambahnya tentu tidak bisa memaksakan masyarakat untuk kembali membudidayakan rumput laut. Walau memang prospeknya dirasakan masih cukup tinggi. Namun dengan penataan kawasan pesisir Nusa Penida ini diharapkan akan tercipta kondisi lingkungan yang tertata sehingga bisa menjadi daya tarik wisata. 

Sebab wilayah Nusa Penida yang ada pasir putihnya itu ada di pesisir pantai utara dan belakangan ini semakin dilirik wisatawan. “Jadi kami dukung jika kawasan pesisir ini ditata untuk kegiatan wisata bahari dimana ada atraksi wisata atau water sport,” kata Made Satria.

Namun Made Satria mengingatkan dalam penataannya harus memperhatikan zona-zona kawasan suci dan sakral yang ada di seputar kawasan Nusa Penida ini. “Jadi kawasan suci harus tetap steril dari investasi pariwisata, tetap terpelihara kesucian dan kesakralannya sehingga taksunya tetap terjaga,” tegasnya.

Sementara di wilayah pesisir bagian timur seperti di Desa Suana yang budidaya rumput lautnya masih terpelihara baik masih bagus pertumbuhannya, kata Made Satria, mesti tetap dipertahankan, dibina dan dikembangkan. “Petani rumput laut yang tersisa harus diberdayakan dan dibantu oleh pemerintah dan pihak terkait lainnya,” harap Made Satria.

Terlebih sebenarnya budi daya rumput laut di Nusa Penida sebelumnya mampu memberikan kontribusi yang cukup besar bagi petani rumput laut di kawasan ini. Misalnya setiap air laut surut di hari purnama-tilem petani bisa panen.

Apalagi, imbuh Made Satria, berbudidaya rumput laut tidak memerlukan keahlian khusus. Semua orang bisa melakukannya. Sebab itulah rumput laut cukup memberikan dampak yang sangat besar dalam meningkatkan penghasilan para petani terutama masyarakat pesisir utara Nusa Penida sebelumnya.

Namun semenjak pariwisata mulai berkembang di Nusa Penida, khususnya di daerah pesisir Desa Toya Pakeh, Desa Ped , Desa Kutampi Kaler, dan Desa Batununggul, pertumbuhan rumput laut tidak bagus dan kerap membusuk. Sehingga budidaya rumput laut tidak bisa lagi dilakukan. “Hanya di daerah pesisir bagian timur Desa Suana yaitu di Dusun Semaya masih ada sedikit budidaya rumput laut,” ungkap Made Satria.

Namun berkembangnya pariwisata hal ini juga menjadi peluang pilihan bagi masyarakat Nusa Penida untuk mencari rejeki baru menggantikan rumput laut yang mulai punah beberapa tahun terakhir ini.

Seperti diberitakan sebelumnya Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta, menegaskan hasil kajian Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Klungkung membuktikan bahwa  rumput laut di Nusa Penida masih hidup normal dan layak untuk dibudidayakan, perairan di daerah ini selama kajian berada dalam kondisi tidak cemar.

Penurunan produksi rumput laut disebabkan karena masyarakat cenderung beralih kerja ke bidang kepariwisataan yang belakangan ini berkembang pesat di Nusa Penida. Bupati sudah menugaskan perbekel bersama dinas terkait mendata berapa kelompok masyarakat yang serius kembali ke budidaya rumput laut. Kalau tidak ada yang mau, areal tersebut bisa digunakan atraksi wisata/water sport. (lmc)