Antisipasi Inflasi Dampak IMF-WB, Eko Cahyono: Bali Bisa Datangkan Barang dari Luar

(Baliekbis.com), Annual Meeting IMF (International Monetary Fund)-World Bank (IMF-WB) pada 8-14 Oktober 2018 bisa membawa dampak positif maupun negatif bagi perekonomian Bali. Kebutuhan yang meningkat diprediksi akan memicu inflasi akibat melonjaknya permintaan.

“Jadi kalau event besar yang bisa menghadirkan puluhan ribu orang ini tak diantisipasi dengan baik maka akan bisa membawa dampak negatif khususnya naiknya inflasi,” ujar ekonom yang juga pengusaha ekonomi kreatif Bali H.M. Eko Budi Cahyono, S.E.,M.M.,M.H., Sabtu (29/9) di Denpasar.

Dikatakan pemerintah harus waspada terhadap kemungkinan yang timbul seperti terjadinya kenaikan harga-harga khususnya di sektor pangan yang bisa memicu inflasi. Untuk mengantisipasi hal ini khususnya kenaikan harga-harga kebutuhan menurut Eko Cahyono yang juga Caleg DPR RI Dapil Bali dari PKB (Partai Kebangkitan Bangsa) nomor urut 2 ini pasokan pangan maupun kebutuhan lainnya bisa juga didatangkan dari luar Bali. Sehingga ketersediaan barang maupun harga-harga bisa relatif stabil. Sebab berdasarkan pengalaman, ketika ada event besar berkelas internasional kerap diikuti pula dengan meningkatnya permintaan sehingga mempengaruhi harga. “Tarif kamar, transportasi dan makanan biasanya naik secara signifikan,” jelasnya.

Eko memprediksi perhelatan dunia itu akan mendatangkan peserta dan non peserta hingga 100 ribu. Sebab peserta sidang IMF-WB saja sekitar 15 ribu baik kepala negara maupun para delegasi serta tamu VIP dari 189 negara. Jika mereka juga membawa anggota keluarga atau kerabatnya sampai lima orang, maka seluruhnya bisa mencapai 100 ribu. Ini jumlah yang sangat besar dan memerlukan fasilitas serta makanan dalam jumlah besar baik kuantitas maupun kualitasnya untuk konsumsi.

Memang diakui pemesanan akomodasi maupun konsumsi hingga transportasi ini pasti sudah direncanakan jauh-jauh hari sebelumnya sehingga bisa disiapkan. Namun banyak hal bisa terjadi di luar perhitungan seperti melonjaknya kedatangan non peserta termasuk dari dalam negeri sendiri yang ingin mengetahui event terbesar dalam sejarah ini.

“Jadi ada potensi lonjakan permintaan yang berujung pada naiknya harga pangan dan kebutuhan pangan di masyarakat. Jangan sampai terjadi kenaikan harga sehingga membawa dampak negatif bagi masyarakat,” terang Eko Cahyono yang juga pendiri Bali Ekonomi Creatif itu.

Untuk itu, pria yang juga konsultan ekonomi manajemen keuangan dan properti itu meminta pemerintah daerah melakukan langkah-langkah antisipasi terhadap potensi inflasi ini. Misalnya dengan menjaga ketersediaan pasokan pangan dengan menambahkan distribusi pasokan dari luar Bali. “Impor secara terbatas juga bisa dilakukan untuk produk tertentu,” ungkap penulis buku ekonomi bisnis “best seller” berjudul “Sukses Ada di Pikiran dan Infrastruktur Ekonomi” ini. (bas)