Angka Kemiskinan di Bali Meningkat

(Baliekbis.com), Angka kemiskinan di Provinsi Bali telah mencapai level/kategori yang cukup rendah, yaitu di kisaran 4,15 persen sampai dengan 4,25 persen selama kurun 2 (dua) tahun terakhir. Sehingga pergeseran penurunan/kenaikan angka kemiskinannya cenderung melandai. Namun pada Maret 2017, terjadi sedikit kenaikan persentase penduduk miskin di Bali dibandingkan dengan keadaan September 2016. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Adi Nugroho mengatakan hal itu dalam keterangan persnya, Senin (17/7) di Kantor BPS Bali.

Dikatakan tingkat kemiskinan pada Maret 2017 mencapai 4,25 persen, naik 0,10 poin dibandingkan kondisi September 2016 mencapai 4,15 persen. “Kemiskinan yang kami hitung yaitu kemiskinan dari basis konsumsi, bukan secara ekonomi. Jadi tidak ada kaitannya dengan gejolak ekonomi. Jadi biar rumahnya seperti apapun, tapi kalau konsumsinya rendah dia dikategorikan miskin,” jelas Adi sekaligus membantah anggapan yang menyebutkan kemiskinan lebih disebabkan karena faktor ekonomi.

Jadi bisa dikatakan dari total penduduk Bali, ternyata penduduk miskinnya sekitar 4,25 persen akibat pola konsumsinya yang tidak berubah alias di bawah garis. Garis kemiskinan di Bali pada Maret 2017 meningkat sebesar 4,33 persen dari Rp 346.398  pada September 2016 menjadi Rp 361.387 pada Maret 2017. Garis itu yang mewujudkan 2.100 kilo kalori kebutuhan makan yang dasar. “Di sana ada beras, lauk pauk, makanan sampingan jadilah garis kemiskinan yang ditambah dengan pengeluaran. Kalau di atas garis bisa dianggap mampu, sedangkan di bawah garis dianggap tidak mampu. Kalaupun rumahnya bagus, namun jika dalam periode itu konsumsinya sangat rendah, dia akan dikategorikan penduduk miskin,” tambahnya. Peranan komoditas makanan tambah Adi, jauh lebih besar dibandingkan komoditas non makanan terhadap pembentukan garis kemiskinan di Bali pada Maret 2017. Komoditas makanan memberi sumbangan sebesar 69,15 persen, sedangkan komoditas non makanan hanya sebesar 30, 85 persen. (bas)