Anggota DPR RI: Kebutuhan Pasar Tinggi Angkat Peluang Buah Lokal

(Baliekbis.com), Anggota Komisi IV DPR RI A.A. Bagus Adhi Mahendra Putra mengatakan kebutuhan buah lokal (Bali) terus meningkat. Bahkan buah lokal telah menembus pasar ekspor seperti ke Cina.

“Untuk itu semua pihak harus bersama-sama bergerak menjaga produk lokal ini baik kualitas, kuantitas dan kontinyuitasnya sehingga bisa memenuhi kebutuhan pasar yang terus bertambah,” ujar politisi Golkar asal Kerobokan Badung yang akrab disapa Gus Adhi ini, Rabu (26/12) di Amatra Centre Kerobokan Badung.

Wakil rakyat yang membidangi pertanian, pangan, maritim, dan kehutanan ini  menegaskan harus ada upaya nyata dalam mewujudkan produk buah lokal Bali baik kualitas, kuantitas dan kontinuitas. Hal ini penting agar buah lokal bisa lebih banyak diserap pasar ekspor, pariwisata maupun konsumen lokal. 

Menurut Gus Adhi yang kini caleg petahana DPR RI Dapil Bali dari Partai Golkar, dengan menjaga 3 K (kualitas, kuantitas dan kontinyuitas), maka petani akan bisa mendapatkan nilai tambah yang lebih baik. Sebab selama ini masalah kualitas kerap menyebabkan harga buah lokal jatuh. Apalagi saat panen raya. “Kalau kualitas bisa terjaga, sudah tentu pasar bisa menyerap. Sebab konsumsi buah di masyarakat semakin tinggi. Lihat saja, buah impor yang membanjiri pasar dan harganya terus melambung,” jelas Ketua SOKSI Bali yang rajin terjun membantu petani ini.

Jadi menurut Gus Adhi, harus ada langkah nyata kepada petani (produsen) untuk memacu pengembangan buah lokal tersebut.  Peningkatan nilai tambah serta pendapatan petani juga akan menumbuhkan semangat generasi muda terjun ke pertanian dalam arti luas seperti pertanian pangan, perkebunan, peternakan dan perikanan. “Anak muda ini bisa jadi manajer pertanian dengan penghasilan yang tak kalah dengan bisnis lain. Apalagi lahan, iklim dan sarana di Bali sangat memadai,” tegas Gus Adhi seraya mencontohkan sejumlah keberhasilan generasi muda di sektor pertanian ini. 

Ditanya rencana Gubernur Bali mengeluarkan Pergub (Peraturan Gubernur) Buah Lokal yang mewajibkan hotel dan restoran menyerap produk pertanian lokal seperti buah lokal menurutnya yang  urgen adalan bagaimana petani bisa menghasilkan buah yang sesuai kebutuhan pasar.

“Permasalahan buah lokal dan pertanian secara umum ada di 3 K ini. Dinas terkait harus lebih intens melakukan pendampingan kepada petani maupun produsen buah lokal,” tambah caleg petahana DPR RI dapil Bali nomor urut 2 dari Partai Golkar ini.

Gus Adhi juga mendorong progam Taman Sehati Kementerian Kehutanan agar bisa melahirkan buah lokal unggulan di Bali. Apalagi sebenarnya beberapa buah lokal Bali punya potensi besar tidak hanya dikonsumsi dalam negeri tapi untuk diekspor. 

Untuk itu Gus Adhi menekankan pentingnya sertifikasi terhadap bibit dan buah manggis agar lebih dikonkretkan. Begitu juga Badan Karantina harus lebih terpercaya. SOP (Standar Operasional Prosedur) Badan Karantina harus mengacu pada daerah sasaran ekspor. “Misalnya manggis sudah diekspor ke Tiongkok. Setelah itu kemana? Kalau Singapura, apa SOP dari Karantina di Singapura, kita harus mengacu pada itu. Makanya Badan Karantina kita harus diwujudkan sebagai lembaga yang tangguh dan terpercaya,” tandas Gus Adhi.

Seperti diberitakan sebelumnya, Gubernur Bali I Wayan Koster mengatakan pihaknya akan menuntaskan pembahasan pergub yang mewajibkan buah lokal dan kerajinan Bali diserap hotel atau supermarket di Bali. Rencananya awal  tahun 2019, pergub ini diundangkan secara resmi. (bas)