Anak Muda Mesti Manfaatkan Era Digital Ekonomi

(Baliekbis.com), Saat ini Indonesia sedang memanfaatkan era ekonomi digital sebagai solusi dalam meningkatkan daya saing nasional, terutama di sektor industri. Terlebih lagi, sektor industri menjadi andalan untuk mendorong pemerataan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat, khususnya Bali yang fokus utamanya adalah pengembangan pariwisata dimana hal tersebut tidak hanya sekedar pengembangan hotel dan restaurant, namun berbagai konsep tren masa kini didalamnya yang dapat dikembangkan. Untuk itu, generasi muda utamanya milenial diharapkan dapat memanfaatkan fungsi dari  era digital ekonomi yang saat ini sedang berkembang. Demikian disampaikan Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati, saat menjadi Pembicara Utama sekaligus membuka acara Seminar Digital Economy di Gedung Bank Indonesia, Denpasar, Jumat (14/12).

Lebih lanjut, Wagub Cok Ace mengungkapkan bahwa dalam perkembangan pariwisata tidak hanya difokuskan dengan hotel dan restaurant semata, melainkan genarasi muda harus cermat, dimana sektor pariwisata tersbeut diapit oleh dua kutub yaitu pertama terkait tren pariwisata dan kedua kebijakan pemerintah. Terkait dengan trent pariwisata, yang berkembang saat ini dimana pariwisata tersebut tidak hanya berbasis pelayanan saja melainkan berbasis pengetahuan terhadap pariwisata itu sendiri. “Wisatawan yang datang ke Bali era sekarang mereka tidak hanya cukup kita berikan pelayanan yang excellent (bagus) semata melainkan kita juga harus memberikan mereka pengalaman yang baik dengan memberikan mereka informasi-informasi terkait pariwisata Bali, untuk itu pengetahun terhadap pariwisata Bali penting dimiliki oleh generasi muda terutama yang berkecimpung dalam usaha pariwisata,”ucapnya.

Sebelumnya, Wagub Cok Ace mengutarakan bahwa penting bagi para pelaku usaha untuk  mengadopsi konsep industri 4.0. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan daya saing Indonesia di era digital.Penggunaan teknologi digital seperti kecerdasan buatan, Internet of Things, Human Machine Interface, teknologi robotik, dan teknologi percetakan 3D akan menjadi kunci meningkatkan daya saing dan memasuki 10 besar ekonomi global terbesar di tahun 2030 yang seharusnya meningkat pada peningkatan ekspor. Ia juga menekankan pentingnya menjaga pertumbuhan ekonomi yang inklusif, untuk seluruh tingkat organisasi dan ukuran bisnis. Dengan ini, tidak ada keraguan bagi organisasi untuk harus menciptakan kembali proses bisnis untuk tetap kompetitif dan sukses di pasaran. Mengadopsi teknologi yang mendukung perkembangan dan integrasi konektivitas, teknologi, informasi dan komunikasi merupakan kunci bagi bisnis untuk bertransformasi secara digital.

Sementara itu, Kepala Bank Indonesia Perwakilan Bali Causa Iman Karana menyampaikan bahwa seiring dengan perkembangan dinamika perekonomian global, tingkat persaingan usaha menjadi semakin ketat seiring dengan terus berkembangnya dukungan teknologi digital dalam segala aspek perekonomian. Kondisi tersebut semakin menuntut kebutuhan akan produk yang berkualitas, kreatif, unik, dan memiliki nilai tambah tinggi.

“Sebagai bagian dari masyarakat global, kita tidak boleh menutup mata akan perkembangan teknologi, melainkan harus memiliki kewaspadaan yang tinggi dalam memanfaatkan pesatnya perkembangan teknologi digital tersebut. Hendaknya kita terus mengembangkan diri dan organisasi yang kita pimpin, agar dapat bertahan, bahkan menjadi pemimpin di era digital ini,” ungkapnya.

KPw BI Provinsi Bali sebagai strategic advisor bagi Pemerintah Daerah harus dapat memberikan rekomendasi berkualitas tinggi. Rekomendasi ini tentunya didukung oleh data dan kajian yang kuat untuk mengoptimalkan pembangunan ekonomi di daerah termasuk dalam pengembangan startup berbasis digital sebagai mesin pertumbuhan ekonomi daerah. Dalam seminar yang dihadiri oleh genarasi muda dari berbagai kalangan tersebut menghadirkan beberapa pembicara seperti Adrian Gunadi CEO Investree, Made Artana Founder STMIK Promakara, dan  Johnny Widodo Director of OVO. (ist)