Amankah Penggunaan Masker Saat Berolahraga?

(Baliekbis.com), Akhir-akhir ini beredar video yang memberitakan tentang bahaya berolahraga dengan menggunakan masker. Viralnya berita tersebut membuat banyak pecinta olahraga menjadi panik dan berusaha mencari penjelasan yang benar dari berita tersebut.

Dokter Michael Triangto, SpKO mengatakan, hal pertama yang harus dijelaskan adalah peraturan pemerintah tentang PSBB yang mengharuskan menggunakan masker saat berada di luar rumah. Dengan demikian alasannya jika berada di luar rumah, kita sebagai warga wajib untuk menggunakan masker termasuk saat berolahraga. “Masalahnya adalah dengan menggunakan masker kita akan merasakan nafas menjadi kurang lega, sesak, tidak nyaman dan hal itu tentunya wajar karena tujuan utama dari penggunaannya adalah untuk melindungi pemakainya dari kemungkinan terinfeksi virus dan melindungi orang lain dari kemungkinan kita menginfeksi mereka, terutama bila kita sedang tidak sehat,”

“Masalahnya adalah dengan menggunakan masker kita akan merasakan nafas menjadi kurang lega, sesak, tidak nyaman dan hal itu tentunya wajar karena tujuan utama dari penggunaannya adalah untuk melindungi pemakainya dari kemungkinan terinfeksi virus dan melindungi orang lain dari kemungkinan kita menginfeksi mereka, terutama bila kita sedang tidak sehat,” jelasnya.

Bila masker digunakan saat berolahraga, dapat dimengerti bila ada yang merasakan sesak terutama pada olahraga berintensitas berat. Korban menjadi sulit bernafas, dengan demikian hal tersebut adalah wajar. Hal yang tidak wajar adalah mengapa yang bersangkutan harus berolahraga berat?

Dari Panduan Hidup Aktif PDSKO (Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga) menunjukkan kurva huruf “J” (di kutip dari “Immune function and exercise. Exercise Immunol Rev 2011 ) yaitu hubungan antara intensitas berolahraga dan resiko mengalami infeksi penyakit. Dari titik awal kurva tersebut yang berada di titik paling kiri memperlihatkan titik dimana kemungkinan terinfeksinya seseorang bila tidak berolahraga.

Titik terendah dari kurva “J” tadi berada di tengah yang mana menunjukkan bila berolahraga dengan intensitas ringan sampai sedang maka resiko yang dihadapi menjadi terendah, sedangkan di titik paling kanan menunjukkan jika berolahraga dengan intensitas berat malah berpotensi untuk mengalami resiko terinfeksi tertinggi termasuk terinfeksi Covid-19 dan juga cedera maupun gangguan kesehatan lainnya.

Kurva Huruf “J”

Sebelum berolahraga setiap individu sebaiknya mengetahui dengan jelas tujuan dari kegiatannya itu dan bila tujuannya untuk sehat tentunya yang bersangkutan hanya boleh melakukan olahraganya berintensitas ringan sampai sedang saja sehingga tidak akan terganggu dengan penggunaan masker sesuai dengan peraturan PSBB tadi.

Untuk yang ingin tetap berolahraga berat tentunya tidak akan dapat dilarang, dengan demikian boleh tetap dilakukan olahraganya namun dianjurkan dilakukan di dalam rumah sehingga tidak akan terkena kewajiban menggunakan masker dan kemungkinan untuk terinfeksi maupun menginfeksi dari dan ke orang lain. Yang perlu dipahami benar adalah olahraga berintensitas berat hanya diperuntukkan bagi atlet yang mau bertanding sehingga tujuan kesehatan bukanlah menjadi prioritas utama mereka.

Bila menilai masker yang digunakan ternyata ada banyak sekali macamnya, diantaranya adalah masker untuk meminimalkan kemungkinan terinfeksi Covid-19 yaitu N95, masker bedah ataupun masker kain yang banyak digunakan masyarakat. Perlu diketahui bahwa penggunaan masker jenis N95 akan sangat mempengaruhi fungsi pernafasan penggunanya karena itu hanya diperuntukkan bagi petugas medis misalnya di ruang-ruang isolasi dan ICU yang khusus merawat penderita Covid.

Masker bedah tentunya lebih rendah memampuan untuk menyaring udaranya sehingga pada pemakaiannya tidak terlalu menyesakkan sedangkan masker kain lebih nyaman lagi saat dipakainya, karena itu untuk berolahraga di luar ruang lebih dianjurkan menggunakan masker bedah atau masker kain yang banyak di pasaran.

Jika ada yang menanyakan apakah ada manfaat lain dari penggunaan masker selain mencegah penularan infeksi m? Ternyata ada! Secara teoritis kurangnya O2 / oksigen yang masuk ke paru-paru diharapkan dapat melatih pemakai masker agar terbiasa dengan O2 yang tipis. Hal tersebut mirip dengan kondisi penduduk yang tinggal di tempat-tempat yang lebih tinggi dari permukaan laut.

Umumnya mereka memiliki kadar hemoglobin yang lebih tinggi dari pada penduduk yang tinggal di daerah pesisir namun tentunya hal tersebut membutuhkan waktu adaptasi yang panjang. Untuk itu masih dibutuhkan lebih banyak penelitian tentang penggunaan masker saat berolahraga termasuk pula lama penggunaanya agar mampu memperjelas manfaat masker bagi kesehatan.

Kini kita kembali ke pemberitaan yang membuat heboh itu ternyata korban tersebut dikatakan menggunakan masker N95. Pertanyaannya adalah apakah itu sesuai dengan peruntukkannya? Tentu jawabannya adalah tidak dan tidak wajar untuk dipergunakan saat berolahraga. Setelah itu yang harus dipertanyakan lagi mengapa korban tersebut harus terus berolahraga dengan intensitas berat? Mengapa jika sudah merasa tidak nyaman tetapi tetap melanjutkan olahrga tersebut? Apakah ia sedang melakukan program tertentu misalnya persiapan pertandingan? atau sedang dalam pusat pendidikan misalnya masa orientasi sehingga tidak mampu menolak perintah atasan sehingga berakibat fatal? Inilah ketidakwajaran dari berita tersebut karena seharusnya di saat muncul rasa tidak nyaman atau merasa tidak sehat maka latihan itu dapat langsung dihentikan sehingga tidak perlu terjadi sesuatu yang mengganggu keselamatan jiwa seseorang.

Apakah ia sedang melakukan program tertentu misalnya persiapan pertandingan? atau sedang dalam pusat pendidikan misalnya masa orientasi sehingga tidak mampu menolak perintah atasan sehingga berakibat fatal? Inilah ketidakwajaran dari berita tersebut karena seharusnya di saat muncul rasa tidak nyaman atau merasa tidak sehat maka latihan itu dapat langsung dihentikan sehingga tidak perlu terjadi sesuatu yang mengganggu keselamatan jiwa seseorang.

“Yang belum pernah saya ketahui adalah kondisi awal dari kesehatan orang tersebut. Apakah ia memang sehat atau sebelumnya sudah memiliki gangguan kesehatan misalnya TBC paru sehingga dengan olahraga yang dipaksakan bersamaan dengan penggunaan masker yang akhirnya berakibat fatal? Tentunya mudah untuk dipahami jika tubuh tidak dalam keadaan sehat tentunya tidak boleh untuk berolahraga terlebih lagi dalam intensitas berat yang pada siapapun menungkinkan terjadi gangguan kesehatan meskipun ia tidak menggunakan masker,” imbuh dr. Michael Triangto, SpKO.

“Saya simpulkan bahwa berolahraga yang sehat cukup dengan intensitas ringan sampai dengan sedang sehingga penggunaan masker tidak akan mempersulit sistem pernafasan dan tidak akan menimbulkan gangguan kesehatan terlebih lagi sehingga menyebabkan kematian,” tutupnya. (ist)