Akomodasi dan Mamin Penyumbang Tertinggi Ekonomi Bali

(Baliekbis.com), Pertumbuhan ekonomi Bali tahun 2017 tumbuh hanya 5,59 persen, sementara tahun 2016 tercatat 6,32 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum (mamin) sebesar 9,25 persen. Sedangkan sisi pengeluaran kontribusi tertinggi masih disumbangkan  komponen pengeluaran rumah tangga sebesar 46,36 persen. Demikian disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik Bali Adi Nugroho dalam pemaparan Berita Resmi Statistik, Senin (5/2) di Denpasar.

Menurutnya ekonomi Bali triwulan IV-2017 bila dibandingkan triwulan IV-2016 (y-on-y) tumbuh sebesar 4,01 persen. Ini lebih rendah bila dibandingkan pertumbuhan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 6,03 persen. Ekonomi Bali triwulan IV-2017 tumbuh negatif 0,74 persen bila dibandingkan triwulan sebelumnya (q-to-q).

Dari sisi produksi menurut Adi Nugroho, pertumbuhan negatif didorong oleh lapangan usaha pertambangan dan penggalian yang tumbuh negatif sebesar -11,73 persen, lapangan usaha transportasi dan pergudangan yang tumbuh negatif sebesar -5,33 persen serta lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum yang tumbuh negatif sebesar -4,80 persen. Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga yang berkontribusi sebesar 45,62 persen juga tumbuh negatif sebesar 0,07 persen.

Terkait perekonomian Bali tahun 2017 yang tumbuh sebesar 5,59 persen menurut Adi Nugroho tercatat hampir pada seluruh lapangan usaha, dengan pertumbuhan tertinggi pada lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 9,25 persen, disusul jasa kesehatan dan kegiatan sosial tumbuh 8,44 persen, serta informasi dan komunikasi sebesar 8,14 persen. “Walaupun secara total ketiga kategori lapangan usaha tersebut hanya memiliki kontribusi 30,62 persen terhadap struktur ekonomi Bali, tetapi hal itu mampu meningkatkan ekonomi Bali pada tahun 2017,” ujarnya.

Dilihat dari struktur perekonomiannya, PDRB Provinsi Bali menurut lapangan usaha pada tahun 2017 didominasi oleh 3 (tiga) lapangan usaha utama yaitu penyediaan akomodasi dan makan minum (23,33 persen), pertanian, kehutanan dan perikanan (14,35 persen) serta transportasi dan pergudangan (9,45 persen). Bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi Bali tahun 2017, kategori lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum menjadi sumber pertumbuhan tertinggi yaitu 1,82 persen. “Tingginya kontribusi lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum, tidak terlepas dari tingginya share lapangan usaha tersebut yang tercatat sebesar 23,33 persen,” ujar Nugroho. Sedangkan lapangan usaha konstruksi menjadi sumber pertumbuhan ekonomi Bali pada tahun 2017 sebesar 0,72 persen, perdagangan 0,70 persen, serta informasi dan komunikasi 0,56 persen. Sementara 13 lapangan usaha lainnya hanya mampu memberikan andil 1,80 persen terhadap pertumbuhan ekonomi Bali pada tahun 2017.

Pada triwulan IV-2017 ekonomi Bali tumbuh 4,01 persen bila dibandingkan dengan triwulan IV-2016 (y-on-y). Pertumbuhan tercatat pada sebagian besar lapangan usaha, di luar empat lapangan usaha yang tercatat mengalami pertumbuhan negatif. Pertumbuhan negatif terbesar tercatat di lapangan usaha pertambangan dan penggalian sebesar -10,49 persen. Sedangkan yang tercatat mengalami pertumbuhan tertinggi adalah lapangan usaha pengadaan listrik dan gas yang tumbuh sebesar 13,50 persen, diikuti lapangan usaha jasa kesehatan dan kegiatan sosial yang tercatat tumbuh sebesar 9,06 persen dan konstruksi yang tercatat tumbuh sebesar 8,94 persen.

Struktur perekonomian Bali pada triwulan IV-2017 masih didominasi oleh tiga lapangan usaha utama yaitu: penyediaan akomodasi dan makan minum (22,77 persen), pertanian, kehutanan dan perikanan (14,35 persen) serta transportasi dan pergudangan (9,20 persen). Jika dibandingkan dengan triwulan IV-2016, hanya lapangan usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan yang tercatat mengalami pertumbuhan negatif. (bas)