“Agni Nirmala” Tutup Puncak Peringatan Hari Jadi Kota Gianyar

(Baliekbis.com), Kemeriahan puncak peringatan Hari Jadi ke-247 Kota Gianyar diwarnai dengan berbagai atraksi seni dan budaya seniman lokal Gianyar, Bali hingga luar daerah di Open Stage Balai Budaya, Gianyar, (19/4) malam. Tak kalah menarik, penampilan dari beberapa arti pop Bali seperti Yong Sagita, Bayu KW, Widi Widianan serta Dek Ulik seakan mengobati kerinduan masyarakat Gianyar akan tembang Bali yang berjaya pada masanya.

Pagelaran diawali dengan pementasan pastisipasi tim kesenian Daerah Istimewa Yogyakarta dengan menampilakan garapan berjudul “Panji Karsa Ginarsih”. Dalam garapan tersebut, Tim Kesenian DIY menampilakan kolaborasi antara seni local Bali dengan kesenian DIY. Para seniman DIY tampak begitu luwes memperagakan bebera jenis tarian Bali yang dipadupadankan dengan kesenian DIY.

Selanjutnya, masyarakat Gianyar yang hadir semakin tertegun melihat penampilan anak-anak Bali Kumara empat generasi. Penampilan anak-anak Bali Kuma dengan olah vocal yang mumpuni, membuka mata para penikmat seni bahwa Gianyar tak hanya mempunyai potensi di bidang Seni dan Budaya namun juga bidang seni olah vocal.

Penjabat (Pj) Bupati Gianyar, DR. I Ketut Rochineng, SH.,MH., mengatakan, bahwa potensi seni di Kabupaten Gianyar sangatlah besar. Sesuai dengan tema yakni “Gianyar Sebagai Inspirasi Pelestarian Budaya Bali”, peringatan Hari Jadi ke-247 Kota Gianyar diharapkan dapat menjadi wahana bagi pengembangan dan pelestarian seni dan budaya Bali yang adiluhung. Disamping itu, juga untuk mengakomodir berbagai kegiatan yang berkembang dan diminati masyarakat. Sehingga ruang berekspresi dan berkreasi senantasa tersedia demi ajegnya seni dan budaya Bali.

Di penghujung pementasan, penikmat seni dan masyarakat Gianyar dimanjakan dengan pementasan kolosal dari Sanggar Paripurna, Bona. Menampilkan garapan berjudul “Agni Nirmala” dengan melibatkan 500 seniman dari anak-anak hingga dewasa. Berkisah tentang api jumawa angakar murka Rahwana, memantik api kepahlawanan Anoman dari api suci Dewi Sita. Kera Putih Anoman berkubang api dan bertaruh nyawa membumi hanguskan Keraton Alengka demi tegaknya kebenaran yang diemban sang junjungan Rama Dewa. Putri ayu jelita Dewi Sita bermandi api menunjukkan kemuliaan nuraninya sebagai wanita yang mengawal kesucian cinta agungnya kepada kekasih, Sang Rama. Dan api yang paling mengerikan dalam epos Ramayana itu adalah api neraka perang yang memusnahkan peradaban. Dewa Agni Hyang Brahma sungguh prihatin dan harus merangkai kembali keadaban yang telah tercipta.

Di akhir pementasan, Pj Bupati Gianyar, I Ketut Rochineng didampingi Wakil Ketua DPRD, I Ketut Jata, Sekdakab Gianyar, I Made Gede Wisnu Wijaya serta pimpinan Sanggar Paripurna Bona, I Made Sidia melakukan peluncuran kembang api semakin menambah kesemarakan peringatan hari jadi Kota Gianyar. (hms)