Agar Tak Ketinggalan, Adi Susanto Dorong Revitalisasi dan Transformasi Pelatihan Vokasi di BLK

(Baliekbis.com), Praktisi Ketenagakerjaan yang juga Direktur LSP LPK Monarch Bali I Nengah Yasa Adi Susanto S.H.,M.H.,CHT., menyoroti lemahnya keberadaan BLK (Balai Latihan Kerja) di daerah dan masih ketinggalan zaman.

Masih banyak BLK yang membuka progam pelatihan tenaga kerja yang tidak sesuai kebutuhan dunia kerja dan industri kekinian. “BLK masih membuka progam pelatihan yang kuno dan itu-itu saja, misalnya menjahit yang sudah tidak kekinian. Harusnya buka program pelatihan yang kekinian, progresif sesuai kebutuhan revolusi industri 4.0,” kata Adi yang juga caleg PSI (Partai Solidaritas Indonesia) maju ke DPR RI dapil Bali nomor urut 1 itu, Sabtu (22/12) di Denpasar.

Untuk itu, Adi yang juga Ketua DPW PSI Bali ini mendorong adanya revitalisasi dan transformasi pendidikan dan pelatihan vokasi di BLK. Hal ini penting untuk meningkatkan daya saing tenaga kerja Indonesia dengan tenaga kerja asal negara lain di tengah ketatnya persaingan pasar tenaga kerja dan tantangan global era industri 4.0 serta digitalisasi.

Adi menegaskan misalnya BLK harus berani membuka progam pendidikan dan pelatihan vokasi dalam menyiapkan talenta digital. Sebab saat ini Indonesia tengah kekurangan SDM dengan skill digital mumpuni untuk mengisi peluang kerja di era digital ekonomi dan digitalisasi di berbagai industri.
“Contohnya BLK bisa buka kelas pelatihan programmer level dasar. Atau pelatihan desain grafis, web desain, digital marketing, fotografi, konten writer atau bahkan pelatihan bagaimana menjadi YouTubers ataupun Vlogers,” kata Adi.

Menurut Adi, tenaga kerja dengan kemampuan skill digital tersebut tidak hanya dibutuhkan oleh perusahaan dengan gaji awal yang di atas rata-rata dan bisa 1,5 hingga 2 kali lipat di atas UMR (Upah Minimum Regional). Namun mereka juga bisa sebagai pekerja lepas profesional yang jasanya juga banyak diburu perusahaan untuk mengerjakan proyek tertentu.

“Jadi tidak ada alasan BLK untuk tidak melakukan transformasi. Kalau tetap buka jurusan kuno itu-itu saja, siapa yang mau masuk BLK. Jadinya BLK seperti hidup segan mati tak mau,” kritik pria yang juga advokat di Kantor Hukum Widhi Sada Nugraha & Partners ini. Revitalisasi dan transformasi BLK serta bagaimana meningkatkan daya saing SDM tenaga kerja Bali juga menjadi salah satu progam prioritas yang ingin diperjuangkan Adi ketika terpilih di DPR RI nanti.

“Saya ingin menghidupkan kembali BLK yang selama ini mati suri. Sebab BLK ini seharusnya mampu meningkatkan kualitas SDM dan juga menampung lulusan SMA/SMK yang tidak bisa melanjutkan kuliah untuk dibekali skill yang dibutuhkan dunia kerja,” ujar Direktur PT. Ratu Oceania Raya Bali itu. Keberadaan BLK ini juga harus dikoneksikan dengan peluang kerja ke luar negeri. Sehingga BLK juga bisa menyediakan informasi dan peluang bagi lulusan tidak hanya berebut kue peluang kerja di tanah air.

Misalnya di bidang pariwisata seperti perhotelan di darat atau di bidang teknik mesin bagian operasional, dilatih dan disiapkan SDMnya di BLK termasuk kemampuan bahasa asingnya. “Lalu hubungkan lulusan BLK ini dengan peluang kerja negara tertentu, atau dimagangkan dulu,” terang pria asal Desa Bugbug, Karangasem ini.

Adi pun berharap Pemerintah Provinsi Bali dan Kabupaten/Kota se-Bali serius meningkatkan kualitas pendidikan dan pelatihan vokasi di BLK serta mencetak SDM terampil punya skill, siap kerja dan berdaya saing. “Pemerintah harus mendukung dengan anggaran, fasilitas memadai, tenaga pengajar atau instruktur serta kurikulum pelatihan yang kekinian,” tutup Adi. (wbp)