Agar tak Jor-joran dan Pemborosan, Menjamurnya Festival Perlu Dievaluasi

(Baliekbis.com), Menjamurnya berbagai event festival belakangan ini perlu ada langkah-langkah koordinasi dengan berbagai pihak. Sehingga festival yang digelar bisa efektif dan memberi dampak nyata bagi kunjungan wisatawan.

“Kita perlu evaluasi terkait banyaknya kegiatan festival saat ini agar tak terkesan jor-joran dan pemborosan. Sebab kegiatan festival itu menelan biaya tak sedikit,” ujar Ketua BPPD (Badan Promosi Pariwisata Daerah) Badung IGN Rai Suryawijaya di sela-sela Press Conference “Calendar of Event The Nusa Dua 2019” ITDC di Awarta Nusa Dua Resort & Villas. 

Dalam jumpa pers itu juga hadir Managing Director ITDC Nusa Dua IGN Ardita, Kadisparda Badung Made Badra, kalangan perbankan, penerbangan dan pihak terkait lainnya.

Calendar of Event kali ini mengusung tema “Contents Art Culture & Festival” yang akan menggelar enam festival yakni “Sundown Dancing Lesson” yang dilaksanakan setiap hari Minggu pukul 17.00 Wita di Pulau Peninsula, “Bebalihan” setiap Selasa & Kamis di Pura Puja Mandala, The Nusa Dua dan “Nusa Dua Light Festival” pada tanggal 30 Mei-14 Juli 2019. 

Tiga event lainnya yakni “Bali Blues Festival” pada tanggal 13-14 Juni 2019, “International Night Run” pada tanggal 13 Oktober 2019, dan “Pesona Nusa Dua Fiesta” pada tanggal 25-27 Oktober 2019.

Rai Suryawijaya menambahkan sebenarnya banyaknya event yang dikemas dalam festival itu sangat positif bagi promosi pariwisata. Sebab yang disajikan kearifan seni dan budaya serta potensi lokal. “Cuma harus dikemas sedemikian rupa termasuk jadwalnya agar bisa efektif dan memberi dampak maksimal,” jelasnya.

Saat ini diakui banyak festival yang digelar tiap kabupaten. Bahkan menurut Kadisparda Badung Made Badra, kalau dirata-rata sebulan bisa sampai tiga kali festival di Bali. Di Badung saja ada belasan festival yang digelar setiap tahunnya. Di Badung Utara ada Festival Budaya Pertanian.  Badung Tengah ada Festival Seni dan Budaya yang dikaitkan pula dengan perayaan HUT Mangupura dan Fest Budaya Bahari di Badung Selatan. 

“Juga ada Dragon Boat Festival di Kedonganan yang diikuti 16 negara,” jelasnya. Masih di Badung, selain ada enam festival yang digelar ITDC tahun ini sesuai Calendar of Event 2019, juga ada serentetan festival di Kabupaten Keris ini di antaranya Legian Festival dan Petitenget Festival. Belum lagi kegiatan serupa yang digelar kabupaten/kota lainnya.

Terkait padatnya festival, Managing Director ITDC IGN Ardita mengatakan hal itu perlu dibahas agar kegiatan itu memberi hasil maksimal baik dari sisi pelestarian kearifan lokal maupun promosi pariwisata. “Juga perlu dikaji kemungkinan da festival berskala besar yang bisa mengangkat branding Bali,” jelasnya. 

Dalam press conferensi tersebut, juga sempat mengemuka soal beratnya tantangan pariwisata ke depannya. Selain pesaing semakin banyak, juga kunjungan tak sesuai target. Bahkan tahun ini Bali ditarget 8 juta wisatawan dirasa berat. “Dalam tri wulan 2019 ini tingkat hunian kamar hanya 50 persen. Kalau bicara normal, mestinya di atas itu,” jelas Rai Suryawijaya. Namun peluang masih terbuka, misalnya turis Tiongkok yang potensinya sangat besar. Sebab warga Tiongkok setiap tahunnya ratusan juta lebih bepergian ke luar negeri. (bas)