Agar KUR Tepat Sasaran, Monev Perlu Dilakukan

(Baliekbis.com), Keberadaan kredit usaha rakyat (KUR) ditujukan untuk membantu pengembangan usaha mikro kecil menengah (UMKM), yang dalam penyalurannya diperlukan adanya monitoring dan evaluasi (monev). Hal ini bertujuan untuk mengetahui kebermanfaatan program pemerintah ini bagi UMKM ini.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Denpasar, Made Erwin Suryadarma Sena, saat melakukan monev terhadap penerima KUR di Kota Denpasar. Dalam monev yang dilakukan Selasa (17/9) kemarin, Erwin mengatakan, monitoring kali ini khususnya dilakukan bagi penerima KUR yang disalurkan oleh BNI. Sebelumnya monitoring bagi penerima KUR dari BPD dan BRI sudah dilakukan. “Hari ini kita menyasar 6 UMKM berdasarkan arahan yang diberikan dari BNI. Tidak ada kendala yang serius untuk monitoring kali ini. Baik dari segi pembayaran ataupun kendala lainnya, masih lancar,” ujarnya.
Dikatakan Erwin, tujuan utama dari monev ini adalah untuk mengetahui apakah KUR yang disalurkan oleh bank kepada UMKM sudah tepat sasaran. Dalam artian penyaluran KUR benar-benar untuk usaha produktif bukan konsumtif. Monev ini juga dilakukan untuk membantu mencarikan solusi bila ada kendala yang dihadapai pelaku UMKM dalam mengembangkan usahanya yang berdampak pada ketidak mampuan membayar angsuran.
Disamping itu, monev ini juga bertujuan mengetahui seberapa pengaruh KUR terhadap pengambangan usaha masyarakat. Termasuk pengaruh terhadap peningkatan pendapatan keluarga serta penyerapan tenaga kerja. “Seperti yang dilakukan pelaku usaha makanan tadi, dia membutuhkan alat penyimpan makanan untuk mendukung pengembangan usahanya. Setelah mendapatkan KUR, usahanya bisa berkembang. Hal seperti ini yang kita harapkan untuk suskesnya program pemerintah ini,” ujarnya.
Sementara itu, pelaku usaha yang menjadi target monev Ni Kadek Ratih yang beralamat di Jalan Hayam Wuruk, mengatakan, dirinya membutuhkan KUR untuk usaha peternakan babi yang dikembangkannya. Diakuinya, nominal KUR yang didapatkannya mencapai Rp200 juta, yang saat ini proses pembayaran masih lancar dengan omset yang diraih sekitar Rp6 juta per bulan. Pelaku usaha lain, Ni Sri Yuliartini, yang juga beralamat di jalan Hayam Wuruk mengaku dana KUR yang didapatkannya untuk membatu pengambangan usaha kuliner yang baru 2 tahun dia dirikan. Pembayaran yang dilakukan juga lancar karena menggunakan auto debet. (ist)