Adi Susanto: Susah Masuk ke Banjar, Caleg PSI Maksimalkan “Door to Door”

(Baliekbis.com), Ketua DPW Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Bali I Nengah Yasa Adi Susanto S.H.,M.H.,CHT. menyadari sebagai partai baru, pihaknya harus terus bergerak dengan semua kekuatan kader dan caleg serta mesin partai.

“Waktu yang kurang dari dua bulan ini kami maksimalkan door to door langsung ke warga dan komunitas-komunitas kecil,” kata Adi Susanto saat dihubungi Minggu (24/2) di Denpasar.

Diakuinya tidak mudah bagi caleg PSI dengan branding partai baru untuk masuk ke kelompok-kelompok yang lebih besar seperti banjar-banjar atau pasemetonan dadia. Sebab kelompok masyarakat ini sebagian besar dianggap sudah “tersandera” dan “terkapling” dengan dana hibah bansos oleh caleg petahana maupun kepala daerah dari partai penguasa.

“Kalau ke banjar-banjar, caleg kami susah masuknya karena di sana sudah terkapling hibah bansos caleg petahana. Jadi kami pilih ke rumah-rumah, bawa APK (Alat Peraga Kampanye). Kami perkenalkan diri sebagai caleg PSI serta visi misi dan program yang kami usung,” ungkap Adi Susanto yang juga Caleg PSI untuk DPR RI Dapil Bali nomor urut 1 itu.

Caleg PSI di semua tingkatan baik DPRD kabupaten/kota, DPRD provinsi hingga DPR RI juga memanfaatkan pergerakan para relawan yang juga bergerak ke rumah-rumah, langsung menyapa masyarakat.

Tidak hanya penguatan pergerakan di “darat” dengan tatap muka dan langsung menyerap aspirasi warga, PSI Bali juga memaksimalkan “serangan udara” dengan konten kampanye yang menarik di berbagai kanal media sosial.

“Fungsi media sosial kami maksimalkan untuk lebih meningkatkan popularitas para caleg PSI. Dari sana kami harapkan caleg kami dikenal lalu disukai dan kemudian dipilih,” ujar Adi Susanto yang juga advokat Kantor Hukum Widhi Wasa Nugraha & Partners itu.

Untuk memetakan posisi dan potensi perolehan suara dan kursi PSI di Bali apakah sudah mendekati target,  survei internal akan diadakan sebulan sebelum Pemilu 17 April 2019. Namun dari pantauan sejauh ini, Adi Susanto mengaku optimis mencapai target yang ditetapkan yang memang  cukup realistis dan tidak muluk-muluk.

Untuk DPRD Kabupaten Karangasem diharapkan dapat 3 atau 4 kursi.  Atau paling tidak bisa satu fraksi khususnya bisa dapat kursi dari dapil Kecamatan Karangasem dan Selat. Namun untuk DPRD Bali dapil Karangasem diakui berat dapat satu kursi.

“Untuk caleg DPRD Karangasem pergerakan PSI bagus. Apalagi saya juga dari Karangasem,” imbuhnya politisi muda asal Desa Bugbug, Karangasem itu. Untuk di DPRD Buleleng, PSI juga optimis bisa meraih 5 hingga 6 kursi. Di DPRD Klungkung  PSI yakin bisa mengamankan 3 kursi.

Termasuk juga di DPRD Denpasar, PSI berusaha bisa mengamankan satu fraksi atau 6 kursi. Sebab komposisi masyarakat yang majemuk di perkotaan dan banyak pendatang diyakini menjadi potensi tersendiri untuk meraup suara.

“Denpasar kan heterogen, jadi masyarakatnya welcome dengan partai baru, apalagi generasi milenial. Terlebih kami juga memposisikan diri sebagai partai anak muda, partai ramah perempuan dan anak-anak.  Termasuk kami menjunjung tinggi toleransi, anti  intoleransi dan anti korupsi,” beber Adi Susanto.

Namun untuk “mencuri” kursi DPRD tingkat II di  tiga daerah yakni Gianyar, Tabanan dan Badung memang dirasakan dan diakui cukup berat. Terlebih di Badung juga yang kondisinya paling parah sebab banyaknya bansos dari caleg PDI Perjuangan maupun Bupati Badung yang membuat caleg partai lain sulit masuk.

“Demokrasi di Badung terkunci dana bansos. Masyarakat tidak welcome dengan partai baru,” ujarnya seraya mengaku cukup puas jika bisa dapat 2 kursi di DPRD Badung.

Khusus di Gianyar, posisi Partai Golkar juga diakui masih cukup kuat. “Jadi untuk tiga daerah itu kalau dapat dua kursi DPRD Kabupaten sudah cukup bagus,” ujar Adi Susanto yang kini juga menjabat Direktur PT Ratu Oceania Raya Bali itu dan juga pendiri LPK Monarch Bali. Yang cukup mengecewakan adalah untuk DPRD Jembrana. Sebab partai besutan Grace Natalie ini sudah “kalah sebelum berperang” di “Bumi Makepung”. Hal ini tidak terlepas dari kondisi kosongnya bakal caleg dari PSI untuk maju DPRD Kabupaten Jembrana sehingga tidak mendaftarkan bakal calegnya ke KPU Jembrana. Untungnya, kekosongan bakal caleg itu tidak terjadi untuk tingkat DPRD Bali dari dapil Jembrana.

Sementara terkait target perolehan kursi di DPRD Bali, PSI juga bersikap lebih realistis dengan hanya  menargetkan total 4 hingga 5 kursi. Itu pun hanya dari tiga dapil yang dianggap daya saing calegnya cukup kuat dan jumlah kursinya cukup  banyak. Yakni di Buleleng 2 kursi dari total 12 kursi, Denpasar 2 kursi dari jatah 8 kursi dan kemungkinan Karangasem 1 kursi dari 7 kursi walau diakui agak berat. “Sementara untuk DPR RI kami berusaha dapat satu kursi. Kami juga yakin secara nasional bisa lolos ambang batas parlemen 4 persen,” pungkas Adi Susanto. (wbp)