2018, Politik Harus Bisa Mensejahterakan Masyarakat

(Baliekbis.com), Beragam peristiwa politik terjadi sepanjang tahun 2017. Dalam skala nasional, ada oknum politisi yang duduk di kursi dewan perwakilan rakyat (DPR) terjerat kasus korupsi. Tak sedikit pula oknum politisi yang duduk di eksekutif terjerat kasus serupa. Ini tentu perlu perhatian serius di 2018 nanti di tengah kondisi ekonomi yang yang masih lesu serta tingginya tingkat kemiskinan.

Terkait aneka masalah politik semacam itu, politisi Partai Golkar yang duduk di Komisi IV DPR Dapil Bali A. A. Bagus Adhi Mahendra, S.H., M.H. mencoba memberikan catatan singkat kondisi 2017 dan apa kemungkinan potret politik tahun 2018 berangkat dari beragam kejadian politik yang mencuat sepanjang tahun 2017. Menurut Gus Adhi, berbagai masalah politik terjadi sepanjang tahun 2017. Dalam spektrum nasional, sejumlah kasus korupsi telah menyeret nama sejumlah politisi masuk jeratan hukum. “Inilah konsekuensi era keterbukaaan kontrol masyarakat, terutama media massa  maupun media sosial belakangan ini,” ujar Gus Adhi, Minggu (24/12) di Amatra Rumah Aspirasiku, Canggu Badung.

Putra mantan politisi senior Partai Golkar, IKG Adhiputra, ini, mengingatkan politik itu bukan sekadar cara untuk mencapai kekuasaan. Politik itu juga memiliki tujuan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. “Melalui kekuasaan, politisi berjuang untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat,” lanjutnya. Partai politik, menurut Gus Adhi, merupakan alat atau instrumen untuk mencapai kekuasaan itu.

Tetapi, dalam berpartai politik ada moral yang harus menjadi fondasinya. “Inilah yang saya sebut political legacy,” katanya. Dalam political legacy terkandung fatsun untuk menyerap dan mewujudkan aspirasi masyarakat. “Bukan sebaliknya, apa yang dilakukan jauh dari aspirasi masyarakat. Tanpa visi masyarakat sejahtera, siapa pun, apalagi politisi, niscaya akan sulit menjalankan peran political legacy itu,” lanjutnya.

Gus Adhi mengatakan ke depan peran media sangat besar dalam menyuarakan aspirasi masyarakat termasuk apa-apa yang telah dilakukan eksekutif dan legislatif. Ia melihat banyak hal yang telah diperbuat lembaga ini meski ada pula hal-hal yang masih kurang. “Ini yang perlu menjadi perhatian media dalam pemberitaannya agar selalu bisa seimbang dan konstruktif,” tegasnya.

Berbicara sektor pertanian, Gus Adhi yang membidangi pertanian ini menilai Indonesia merupakan negeri yang subur. Kekayaan alam ini, menurutnya menyisakan pertanyaan besar, seberapa yang sudah dilakukan untuk memberdayakan sektor pertanian untuk mensejahterakan masyarakatnya. “Apa yang sudah kita lakukan untuk membuat kehidupan petani sejahtera,” ujarnya retoris.

Menurut Gus Adhi kalau sektor pertanian bisa dikelola dengan baik, maka akan memberi kontribusi yang sangat besar bagi kemajuan bangsa ini. Selain SDM-nya yang melimpah, sumber daya sektor pertanian juga sangat besar. ”Jadi dengan kesungguhan serta dukungan teknologi yang memadai, sektor ini akan mampu mempercepat tercapainya kesejahteraan masyarakat,” ujar Ketua Bappilu Partai Golkar Bali-Nusra yang sangat getol mendukung sektor pertanian ini. (bas)