2018,  Pariwisata Bali Terancam Stagnan

(Baliekbis.com), Pariwisata Bali di tahun 2018 ini masih sulit diprediksi pertumbuhannya. Pasalnya masih ada sejumlah hal yang dianggap berpengaruh terhadap kedatangan wisatawan ke Bali, salah satunya erupsi Gunung Agung.

“Erupsi Gunung Agung meski mulai menurun, namun belum memberi kepastian seperti apa ke depannya. Ini membuat sebagian turis mancanegara masih ragu untuk berkunjung ke Bali,” tegas pelaku pariwisata yang juga Honorary Consul Polandia Ida Bagus (Lolec) Surakusuma saat diminta komentarnya terkait kondisi pariwisata tahun ini, Rabu (14/2) di Denpasar.

Gus Lolec menambahkan dengan kondisi yang tak pasti itu, maka tidak sedikit wisatawan yang akhirnya mengalihkan liburannya. “Mereka memilih destinasi lain di luar Bali. Padahal Bali sampai saat ini masih menjadi pilihan utama wisatawan karena Bali dinilai paling nyaman untuk beristirahat,” tambah guide senior ini.  Ia berharap kondisi ini segera bisa berlalu sehingga wisata Bali kembali pulih bahkan akan lebih meningkat lebih baik lagi. Sebab sampai saat ini diakui Bali masih menjadi tempat kunjungan yang terbaik, meski ada beberapa hal lain yang harus mendapat perhatian seperti kemacetan dan kebersihan.

Ditambahkan selain erupsi Gunung Agung yang cukup besar dampaknya bagi pariwisata Bali, berembusnya isu terorisme tahun ini juga dianggap akan ikut membawa pengaruh bagi kunjungan turis ke Bali, seperti terjadinya teror di sebuah tempat ibadah. Rencana pembangunan Jawa-Bali Crossing juga dinilai Gus Lolec akan membawa dampak kurang menguntungkan bagi pariwisata Bali. Sebab kalau sampai dibangun jaringan (kabel) yang akan sangat mengganggu pemandangan dan ini sangat tidak disukai wisatawan. “Jangankan kabel-kabel besar, saat ini saja kabel listrik di pinggir jalan sering dipertanyakan wisatawan,” tegasnya.

Meski mengalami sejumlah kendala, namun Gus Lolec melihat ada sejumlah peluang yang bisa “menyelamatkan” pariwisata saat ini. Ajang pertemuan besar badan keuangan dunia IMF-WB yang diprediksi akan menghadirkan sekitar 15 ribu peserta dari hampir seluruh dunia juga memberikan angin segar. “Setidaknya nantinya dari ribuan peserta ini akan ikut mempromosikan Bali selain dampak langsung yang bisa dirasakan dari kedatangan peserta ini,” tambahnya.

Gus Lolec juga melihat potensi wisatawan domestik yang bisa mendukung pertumbuhan pariwisata Bali. Menurutnya kunjungan turis domestik sangat besar dan belanja mereka juga tinggi. Kalau ini bisa digarap lebih maksimal lagi, maka turunnya kunjungan turis mancanegara bisa teratasi dengan hadirnya turis domestik ini. (bas)