19 Mahasiswa Jepang Belajar Seni dan Budaya serta IT di STIKOM Bali

(Baliekbis.com), 19 mahasiswa dari tiga universitas di Prefektur Kumamoto Jepang mengunjungi STIKOM Bali untuk pertukaran informasi di bidang pendidikan, IT, seni dan budaya. Selain mendengarkan penjelasan tentang profil STIKOM Bali, para mahasiswa asal Negara Matahari Terbit ini akan mengikuti workshop tentang budaya Bali di STIKOM Bali.

Kehadiran 19 mahasiswa Jepang yang merupakan agenda dari Japan East Asia Network of Exchange For Students and Youth atau JENESYS  2017 Exchange Programme ini diterima oleh Konsul Jenderal Jepang di Bali Mr. Hirohisa Chiba,  Pembina Yayasan Widya Dharma Shanti (Yayasan WDS-yang menaungi STIKOM) Prof. Dr. I Made Bandem,M.A., Ketua Yayasan WDS Drs. Ida Bagus Dharmadiaksa,M.Si., Ak., Ketua STIKOM Bali Dr. Dadang Hermawan, pejabat struktural dan mahasiswa STIKOM Bali. Dalam sambutannya, Mr. Hirohisa Chiba mengatakan program pertukaran pelajar Jepang ini diinisiasi oleh Shinzo Abe sejak pertama kali menjadi mantan PM Jepang sekitar 10 tahun lalu.

“Di Asia Tenggara, salah satu negara yang melakukan pertukaran pelajar adalah Indonesia dan tahun ini kami mengirimkan 19 orang mahasiswa Jepang untuk belajar budaya Bali,” jelas Hirohisa Chiba di aula STIKOM Bali, Kamis (1/2). Kata Hirohisa Chiba, melalui program pertukaran pelajar itu, diharapkan akan semakin mempererat hubungan kerjasama antara Jepang-Indonesia. Selama berada di Bali, mahasiswa Jepang berbaur di tengah-tengah masyarakat melalui program homestay yang secara langsung melihat aktifitas masyarakat Hindu Bali. “Selama delapan hari di Bali, Rabu (31/1) para mahasiswa ini bertemu Gubernur Bali, kemudian akan mengunjungi Universitas Udayana dan objek wisata di Bali,” kata Chiba.

Pembina Yayasan Widya Dharma Shanti, Prof. Dr. I Made Bandem,M.A. mengatakan sangat berterimakasih atas kunjungan para mahassiwa Jepang ini. Jepang sebagai negara maju di bidang teknologi menjadi mitra strategis bagi STIKOM Bali untuk pengembangan institusi pendidikan di bawah bendera Yayasan Widya Dharma Shanti. “Sebelumnya, Ketua STIKOM Bali, Pak Dadang Hermawan sudah melakukan kerja sama dengan beberapa universitas di Jepang sejak 5 tahun yang lalu. Dipilihnya Jepang karena menjadi kiblat negara dengan perkembangan teknologinya yang modern. Hal ini sejalan dengan visi kami untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan di STIKOM Bali,” ucap Prof. Bandem.

Dikatakan Prof. Bandem, selain kerja sama di bidang IT, di STIKOM Bali juga terdapat Unit Kegiatan Mahasiswa  yang mempelajari kebudayaan dan Bahasa Jepang, yakni Japanese Community of STIKOM Bali atau J-CoS. Dari situlah, komunitas antarmahasiswa dari institusi pendidikan terbentuk. “Kami berharap dengan kunjungan ini akan mempererat hubungan antara Indonesia dengan Jepang, antara mahasiswa dengan mahasiswa, dan persahabatan dari hati ke hati. Mudah-mudahan adik-adik mahasiswa bisa melihat apa saja yang dimiliki STIKOM Bali sehingga acara kunjungan ini dapat menjadi sangat akrab,” ujarnya.

Prof. Bandem menambahkan, pertukaran informasi di bidang pendidikan dan kebudayaan ini tidak bisa dilepaskan dari peranan dan hubungan baik antara Konsul Jepang di Bali dangan   STIKOM Bali yang telah terjalin. Menurut Prof. Bandem, kesempatan itu juga dimanfaatkan oleh STIKOM Bali yang berhasil merepatriasi dokumen tentang  Bali tahun dalam kurun waktu 1928-1934. “Jika pemerintah Jepang memiliki dokumen penting terkait kebudayaan di Bali di masa lampau, tim STIKOM Bali akan membangun ulang dokumentasi tersebut. (rhm)