1.300​ ​Pengusaha​ Wanita ​di Bali Antusias Ikuti Konferensi ​Womenwill​ ke-V

(Baliekbis.com), Google kembali menggelar konferensi Womenwill ke- V (lima). Konferensi membahas pengembangan bisnis kecil milik wanita ini, dihadiri setidaknya 1.300 orang pengusaha wanita di Bali. Sebelumnya konferensi telah sukses dilaksanakan di empat kota besar yakni Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Semarang.

“Objektif dari Womenwill Indonesia adalah menghapus kesenjangan peluang ekonomi. Banyak wanita Indonesia yang ingin berbisnis namun tidak tahu harus memulai dari mana atau dengan cara apa,” jelas Head of Public Policy and Government Relations Google Shinto Nugroho, saat membuka acara tersebut,Senin (14/8) di Nusa Dua Convention Center, Badung. Menurut Shinto,  laporan dari IFC tahun 2016 dengan judul “UKM yang dimiliki Wanita diIndonesia,” bahwa 51% bisnis mikro dan kecil di Indonesia dimiliki oleh wanita, akan tetapi hanya 34%, yang memiliki bisnis dengan ukuran menengah. Selain itu, ada fakta bahwa sekitar 47% wanita pengusaha Indonesia jarang memanfaatkan teknologi, seperti komputer, dalam mengembangkan bisnis mereka. Shinto juga mengungkapkan bahwa dari beberapa studi, diketahui bahwa bisnis yang hadir secara online tumbuh 80% lebih cepat dari bisnis yang masih offline. Pada edisi kali ini, konferensi Womenwill yang diinisiasi oleh google kembali memberikan pelatihan seputar pemanfaatan teknologi dan internet yang bisa dimanfaatkan dalam pengembangan bisnis.

“Sejak resmi diluncurkan pada bulan Mei lalu, konferensi Womenwill telah berhasil menjangkau lebih dari 5,500 wanita di Jakarta, Bandung, Surabaya dan Semarang. Tidak hanya itu, setidaknya ada 50,000 wanita telah mendapatkan pelatihan melalui berbagai kegiatan Womenwill lainnya,” paparnya. Turut hadir, sebagai pembicara pada konferensi tersebut  Ni Kadek Eka Citrawati yang merupakan seorang pengusaha wanita sekaligus pemilik Bali Alus, merek produk kecantikan lokal berbahan dasar alami yang menyampaikan, percaya bahwa bisnis sudah seharusnya mengikuti perkembangan zaman. “Harus seirama dengan perkembangan zaman, saya merasakan dampak yang signifikan semenjak memutuskan untuk berkenalan dengan teknologi digital. Memanfaatkan sarana cuma-cuma seperti Google Bisnisku, menjadi solusi dalam mempromosikan karya anak bangsa di dunia tanpa batas,” kata Kadek Eka yang memulai bisnis Bali Alus sejak tahun 1999 ini. (r/ist)